Tipuan Iblis dan Fatwa-fatwa Aneh

Jum’at (20/3) Forum Al Hikmah Mesir mengadakan agenda rutin dwi mingguannya. Acara kali ini tergolong special karena salah satu senior Forum Al Hikmah Mesir, Ust. Irham Lc ikut rawuh dan berbaur berdiskusi meramiakan kegiatan Kafe Baca. Para junior yang hadir kelihatan begitu antusias penuh perhatian ketika beliau menyampaikan arahannya.

Kafe Baca kali ini dibawakan oleh Mas Millah dan Mba Lutfiani. Keduanya memaparkan kitab yang telah dibacanya. Pemateri pertama adalah Mas Millah dengan buku berjudul Talbis al Iblis karya Ibn Jauzy. Meskipun masih tergolong mahasiswa baru namun kemampuan dalam menyampaikan apa yang telah dibaca cukup bagus. Bahkan dalam sesi komentar setelah dia selesai menerangkan, Ust. Irham mengatakan kalau cara dia menerangkan mirip dengan Abah Mukhlas.

Mas Millah menjelaskan tentang bab dan pembahasan yang Ibn Jauzy terangkan dalam kitab tersebut. Dia memulainya dengan mengenalkan Iblis kepada hadirin. Tentang siapa dia, untuk apa dia diciptakan, kepada siapa tipuan-tipuan Iblis ditujukan?. Dia menerangkan jika tipuan iblis itu sangat halus. Bahkan seorang ahli ibadah yang hidupnya sudah bertahun-tahun dipenuhi dengan penghambaan pun bisa terjerumus terbawa hasutan Iblis. 
Beberapa pertanyaan dan ta’liqat setelah pemaparan Mas Millah membuat malam semakin hangat. Salah satu anggota forum bertanya tentang perbedaan Iblis, Setan dan Jin. Yang lain bertanya kenapa Setan di Eropa gagah-gagah memakai jaz sementara di Cina berbentuk vampir dan di Indonesia berbentuk pocong. Pertanyaan seputar alam ghaib membuat yang hadir tertawa.

Petugas kedua yang tidak kalah seru adalah Mba Lutfiani. Dia menyampaikan buku karangan Syekh yusuf Qardawy berjudul Al Fatawi al Syadzah. Sebelum menerangkan buku tersebut, dia menggaris bawahi jika apa yang ada dalam buku tersebut tidak ada unsur politiknya sama sekali. Maka tidak apa-apa jika buku tersebut didiskusikkan dan dibicarakan. 

Dia mengawali pembahasan buku tersebut dengan alasan kenapa syekh Qardawy menulis buku tersebut. Kemudian secara runtut dia menerangkan isi buku dengan begitu mempesona. Hadirin yang menyimak penjelasannya terlihat begitu semangat. Di akhir pembahasannya setelah menyebutkan kelebihan buku tersebut dia juga menuturkan ada kekurangan yang menurut dia harus dicantumkan dalam buku tersebut. Menutut Mba Lutfiani, seharusnya buku ini diawali dengan pengertian fatwa itu apa. Namun hingga halaman terakhir tidak ditemukan pengertian fatwa. Hal inilah yang membuat dia merasa sedih. [?]

Selain dua pemateri yang membahas secara terperinci tentang buku yang telah dibaca, dalam acara Kafe Baca, audience diperkenankan untuk mengenalkan bacaan yang telah dilahap. Kegiatan ini tujuan utamanya adalah sharing wawasan dan tabadul maklumat wa staqafat. 

Mas Sutanto mengenalkan buku karangan Syekh Muhamad Sayid Thantawy, Grand syekh Azhar sebelum Syeh Ahmad Thayib. Buku setebal lebih dari 800 halaman itu berjudul Banu Israel Fi al Qur’an wa as Sunnah. Buku tersebut adalah risalah dukturah (Desiertasi) beliau. Di dalam buku tersebut diceritakan marahil yang dilewati oleh Bani Israel sejak kedatangan mereka ke Mesir dipimpin Nabi Ya’kub AS kemudian memanjang hingga cerita mereka di zaman Rasulullah dan sikap mereka terhadap dakwah yang dibawa oleh beliau shalllallhu ‘alaihi wa Sallam. Buku tersebut diakhiri dengan pembahasan sejarah Yahudi modern, tepatnya tentang pendudukan mereka di tanah Palestine. 

Mas Lukman Hakim mengenalkan buku turast yang dikarang oleh ulama hebat, Syekh Jalaludin As Suyuti pemilik banyak karangan. Dia memaparkan tentang keunggulan kitab jam’ul jawamik. Kitab hadist yang memiliki penataan secara abjad sehingga memudahkan untuk mencari hadist dalam kitab tersebut.

Mas Dede Suandi mengenalkan kitab Ahkam al Jan karangan Imam S
uyuthi. Dia mengatakan merasa tertarik untuk mengenalkan buku tersebut dikarenakan melihat Mas Millah akan menerangkan tentang Iblis. Dalam buku tersebut permasalahan jin dikupas dengan tuntas oleh Imam Suyuthi.

Acara berakhir dengan makan-makan. Menu kali ini adalah pecel lele. Semua hadirin melahap makanan dengan begitu antusias. Sambal pedasnya masih menempel di dinding mulut-mulut anggota forum ketika mereka meninggalkan Al Hikmah Center.

Previous
Next Post »