Cafe Baca Pertama di Termin Ke-2



Kairo - jum'at 21/2, sore hari ini forum al hikmah kembali menggelar kegiatannya dengan tema 'café baca'. Acara kali ini, kami berkesempatan menempati rumah baru salah satu sesepuh al hikmah mesir, mbah furqon dan ukhti dina. Pasangan romantis ini baru pindah dari pojok kota kairo, Helwan, ke daerah distrik Nasr City. Sebuah rumah yang berlokasikan di daerah bawabah 1, hay el'asyir. Kegiatan café baca ini merupakan kegiatan pertama di termin 2. Acara yang dimoderatori langsung oleh wakil ketua forum ini, shunfan ulum fiy, menyajikan tiga pemateri yang sangat luar biasa.

Pemateri pertama, beliau adalah Muhammad Hamam Nashrudin, Seorang mahasiswa universitas al azhar tahun ke-2 fakultas ushuludin yang cukup terkenal di kalangan para mahasiswa yang lain. Selain beliau adalah salah satu peraih beasiswa dari instansi terkenal yaitu bait el zakat,beliau pun termasuk entrepreneur dan motivator di kalangan masisir (red-mahasiswa indonesia mesir). Pemateri kedua, beliau adalah Muhammad Miftahuddin. Siapa yang tak kenal beliau?? Seorang mahasiswa universitas al azhar tingkat 2 fakultas lughoh jurusan tarikh wa el hadhoroh yang sangat terkenal sekali dengan kepiawaiannya dalam hal sejarah. Bahkan bisa dikatakan dialah pemuda sejarah semasisir. Dengan kemampuannya, ia menjadi salah satu guide terfavorit bagi para traveler baik dalam negri maupun manca negara. Pemateri ketiga, beliau merupakan salah satu dari empat anggota tercantik forum al hikmah mesir, Uly Ni'matil 'izzah. Seorang mahasiswi universitas al azhar tingkat 4 fakultas ushuludin jurusan tafsir dan aktivis di salah satu kekeluargaan terbesar di masisir, KSW. Bukan hanya itu, beliau merupakan salah satu penerima beasiswa al azhar sejak beliau memulai studinya di mesir.

Pemateri pertama membawakan sebuah buku yang berjudul 'Mengikat Makna Update'. Sebuah buku motivator kepenulisan yang ditulis pak Hernowo, salah satu pendiri Mizan Press. Ada beberapa point yang didapat dari pemaparan saudara Hamam tentang buku ini, pak herwono menjelaskan bahwa seseorang dapat membuat dunia privat untuk dirinya dalam pikirannya, tak perlu menghiraukan bisikan-bisikan dari sekitarnya. Hal yang perlu ia lakukan hanya menulis dan menulis. Tak peduli apapun yang ia tulis dan apapun tanggapan dari orang lain. Point kedua adalah take and given, memperoleh dan memberi. Maksudnya, seorang penulis harus memperbanyak perbankan informasinya dengan perbanyak baca setelah itu dituangkan dalam tulisan. Setelah semua itu berjalan, point selajutnya adalah mengikat makna, maksudnya adalah seorang penulis harus bisa memberikan informasi yang jelas dan berguna kepada para pembaca tulisannya, karena di tahap ini bukan hanya dirinya saja penikmat tulisan tersebut tapi orang lain pun sudah mulai terlibat dalam dunia privat yang ia ciptakan.

Pemateri kedua membawakan sebuah buku sejarah yang sangat memukau. Buku itu berjudul 'Api Sejarah' yang ditulis oleh seorang sejarahwan besar indonesia Ahmad Mansyur Suryanegara. Banyak hal yang disampaikan oleh pemateri kedua ini, Muhammad Miftahuddin. Beliau memaparkan dengan gamblang isi buku tersebut. Diantara point yang dapat diambil dari penjelasannya adalah beliau bapak ahmad masyur suryanegara menjelaskan dalam buku tersebut bahwa masuknya negara-negara barat diantaranya belanda ke negara indonesia bukan untuk sekedar mencari rempah-rempah seperti yang kita ketahui di pelajaran sejarah bangku-bangku SD, melainkan untuk mengikis dan meruntuhkan islam yang saat itu sudah mulai tertanam dalam hati bangsa indonesia. Isu rempah-rempah yang diceritakan merupakan pembodohan sejarah. Misionaris dan orientalis belanda pada saat itu berupaya menggeser islam dari indonesia dengan membantu pemugaran dan pembangunan candi-candi di indonesia.

Pemateri ketiga tak kalah seru, beliau membawa sebuah buku beraliran kekirian yang berjudul fi 'ulum el quran ru'yah naqdiyah karangan Muhammad Salman Ghanim, salah seorang sahabat naser abu zaid pemikir orientalis. Pemateri memaparkan secara global isi dari buku, dari pembantahan-pembantahan abdul majid tentang nasikh mansukh hingga masalah syubhat-syubhat dalam alquran. Dia membantah segala hal yang berkenaan tentang ta'wil-ta'wil dalam alquran, dimana ada perbedaan para ulama pada suatu hal dalam alqur'an maka ia akan menolak hal tersebut, seperti contohnya perbedaan ulama dalam ta'wil ahruf sab'ah, maka ia akan menolak ayat-ayat yang berkenaan dengan hal tersebut karena tidak dapat diterima oleh akal. Buku ini memang merupakan buku yang cukup radikal, akan tetapi hal ini mungkin sewaktu-waktu perlu juga untuk dibaca agar bila suatu saat nanti kita dihadapkan dengan hal tersebut tidak tabu dan kaget dalam menyikapinya.

Acara ini semakin malam semakin memanas, satu persatu pertanyaan dan tanggapan dari para hadirin pun datang silih berganti hingga tak terasa waktu sudah cukup malam dan diakhiri acara café baca kali ini dengan makan malam bersama.
Previous
Next Post »

2 komentar

Write komentar
sufyan
AUTHOR
28 Februari 2014 pukul 15.36 delete

membaca setiap artikel dan berita di blog ini, selalu buat iri untuk belajar disana juga :)

Reply
avatar
3 Maret 2014 pukul 11.57 delete

terima kasih kunjungannya mas sufyan.... :)

Reply
avatar