Syaikh khusain, salah satu
mab’ust [delegasi] al azhar yang mengajar di pondok pesantren al hikmah adalah
rajulun shaleh. Bersama istri dan ketiga anaknya yang waktu itu masih kecil-kecil,
beliau menunaikan tugas sebagai guru bahasa arab telah banyak membantu santri
alhikmah untuk bisa bercakap bahasa arab secara aktif dengan lahjah
[accent] arab yang sebenarnya. Ketiga putra beliau; Ahmad, Shaleh dan Muhamad sudah hafal qur’an sejak SD.
Waktu kami tiba di kediamanya,
Ahmad dan Shaleh sedang mengajar anak-anak penghafal qur’an membantu bapaknya.
Meraka berdua menerima setoran bocah-bocah cilik yang mulut mereka tak henti
komat kamit membacakan ayat suci. Sementara Muhamad kecil, yang dulu masih suka
mancing di kolam ikan depan asrama tempat kami tinggal, kini sudah menjadi
pemuda gagah dan hampir menyelesaiakan SMAnya. Ketika kami datang dia sedang
ada les tak ada di rumah.
“Ahlan ya syabab,” begitu
sambutan Ahmad menerima kedatangan kami dari Kairo. Dia memeluk kami satu
persatu.
Ahmad dan Shaleh kini duduk di
bangku kuliyah. Mereka berdua tinggal di kairo. Libur panjang selepas imtihan
[ujian] termin I ini, mereka habiskan di kampung halaman mereka di Mansurah.
Ahmad, anak sulung dari syaikh khusain mengambil fakultas perdagangan di universitas
al azhar, sementara Shaleh kuliah satu universitas dengan kakaknya, ahmad,
hanya saja ia mengambil fakultas kedokteran dengan spesialis gigi.
Kami baru bertemu syaikh Khusain
setelah adzan ashar berkumandang. Beliau masih mengajar ketika kami sampai di
rumahnya. “Ahlan wa marhaban bi ahli andunisia” sambutan beliau kepada kami,
hangat. Satu persatu dari kami menyalami dan memeluknya erat. Wajah teduh
beliau kelihatan sangat bahagia dikunjungi oleh anak-anak didiknya dari
indonesia. Beliau menanyakan kabar kami satu persatu dan bertanya juga tentang pondok
pesantren al hikmah pasca abah yai [Rahimahullah] wafat.
Ahmad mengumandangkan iqamat.
Syaikh khusain memimpin shalat menjadi imam. Kami ma’mum di belakangnya.
Ingatan kami kembali ke ponpes al hikmah beberapa tahun silam ketika beliau
masih di sana. Ketika shalat maghrib tiba, kami kembali menyimak bacaan
alqur’an beliau yang indah dan tartil. Shalat maghrib dan shubuh membawa kami
mundur beberapa tahun ke masa lampau di bumi alhikmah.
Rumah syaikh husain berdampingan
dengan masjid tempat beliau menjadi imam. Di atas masjid terdapat kuttab,
sebuah tempat ngaji khusus untuk menghafal al qur’an. Selain menjadi pengasuh kuttab
tersebut, beliau juga pengawas sekolahan di bawah yayasan al azhar.
Ahmad dan Shaleh menemani kami.
Mereka berdualah yang melayani selama kunjungan kami di kediaman syiekh Khusain.
Kami dijamu dan begitu dimulyakan. Makanan yang dihidangkan untuk kami juga
mereka sesuaikan dengan selera orang Indonesia.
Makanan orang mesir adalah roti
isy, dan mahasiswa indonesia di sini juga mengkonsumsinya. Ketika kami datang
ke rumah syeikh khusain, istri beliau sengaja memasak nasi putih untuk kami.
Beliau tahu kalau nasi putih adalah makanan pokok orang indonesia. Selain nasi
putih, makanan yang dihidangkan untuk kami sangat beraneka. Ada roti isy dan
makanan mesir lainnya. Kami menyantap hidangan penuh barakah ini dengan lahap.
Kemudian setelah makan selesai,
Ahmad dan Shaleh membereskan piring kotor dan merapikam meja makan. Mereka
berdua membawanya ke dapur. Kembali dari dapur, shaleh membawa gelas berisi teh
panas untuk di hidangkan kepada kami. Di Mesir teh panas sangat membudaya.
Bahkan di musim panas tengah hari pun orang-orang Mesir suka meminumnya.
Ketika kami sedang santai duduk
dan ngobrol bareng Shaleh dan Ahmad, Muhammad datang dan menyalami kami. Kami pangling
dengan perubahan fisiknya. Muhammad, anak yang dulu masih kecil dan lucu kini
sudah besar bahkan tingginya mengalahkan kami. Suaranyapun kini telah berubah.
Kini dia telah menjadi seorang remaja mesir dan sikapnya pun lebih dewasa dibandingkan
dahulu sewaktu masih di al alhikmah. Ia adalah anak bungsu dari tiga
bersaudara, ahmad, shaleh dan muhammad. Sekarang ia masih duduk dibangku SMA, jika
nilainya bagus dia akan masuk ke fakultas kedokteran seperti Shaleh namun
dengan spesialis yang berbeda bukan dokter gigi seperti kakaknya itu.
Kami minta ke Muhammad untuk jalan-jalan ke sawah dekat rumah mereka. Dia
pun dengan senang hati mengajak kami dan memperlihatkan petak-petak sawah
gandum yang tidak jauh dari rumahnya. Di sawah-sawah ini dia menjelaskan kalau
daerah tempatnya tinggal ini tidak jauh berbeda denga desa Benda dimana pondok
alhikmah berada.
Dia menambahkan kalau di Mansurah
sini, tidak seperti kairo. Di kairo tidak ada sawah-sawah hijau dan tempat
teduh. Tanah-tanah kairo telah penuh dengan bangunan-bangunan dan
gedung-gedung. Kami mengiyakan dan setuju dengan Muhammad. Anak-anak kecil yang
ada di sawah melihat kami dengan pandangan aneh. Mereka senang melihat
makhluk-makhluk asing. Muhammad sibuk menjawab pertanyaan-pertanyaan orang yang
melihat kami, siapa kami dan dari mana
kami.
Kuttab Sebuah Tempat Penghafal
Al qur’an
Di mesir terutama di desa-desa,
banyak sekali kuttab-kuttab. Kuttab adalah sebuah tempat yang di dalamnya
terdapat orang-orang menghafalkan al qur’an. Biasanya nama kuttab disesuaikan
dengan nama pengasuhnya. Seperti kuttab yang dimiliki oleh syeikh Khusain,
masyarakat sekitar menyebutnya dengan kuttab syaikh Khusain. Kebanyakan kuttab
bertempat atau berlokasi satu rumah atau dekat dengan pemiliknya. Seperti
kuttab syaikh Khusain yang terletak di lantai atas masjid samping rumah beliau.
Kegiatan utama kuttab adalah
menghafal alqur’an dengan cara talqin lalu ditulis pada sebuah buku. Yaitu,
seorang syeikh membacakan ayat diikuti oleh anak-anak di belakangnya. Hal ini
dilakukan agar mereka para penghafal al qur’an benar dan tepat makharijul hurufnya
ketika melafalkan ayat-ayat suci al qur'an. Setelah talqin, mereka menghafal
dengan cara syeikh menuliskan awal ayat di buku tulis yang akan dihafal. Lalu
di hari berikutnya, beliau akan menerima setoran dari bacaan ayat yang ditulis
dibuku tersebut. Bagi anak yang setoran hafalanya atau bacaanya tidak benar ada
hukuman menantinya. Sebuah cambuk kecil akan melayang di kaki mereka jika tak
mampu menghafal dengan baik dan benar. Sistem cambuk ini dikenal dengan nama falakah.
Ketika kami bertanya tentang falakah ini, Ahmad menjelaskan dengan senyum
kalau dirinya dulu sering dipukul keras oleh babahnya ketika masa menghafal al
qur’an dulu. Namun, kini ia yang memukul anak-anak yang tidak hafal dengan
benar. Sistem ini sangat manjur dan ampuh untuk anak-anak supaya cepat
menghafal al qur’an.
Kami dikenalkan oleh syaik
Khusain kepada anak didiknya. Setelah shalat duhur mereka setoran al qur’an
kepada syaikh Khusain. Sebelum setoran beliau menjelaskan kepada anak didiknya
dan mengenalkan kami. Kami duduk di samping beliau di hadapan puluhan
santrinya. Kali ini beliau memotivasi santrinya dengan membandingkan kebaikan
yang ada di indonesia dan yang di Mesir. Salah satu hal yang membuat beliau
kagum di al hikmah adalah salah seorang guru nahwu yang mengajar illmu nahwu
dengan begitu dalam namun tak mampu berbicara bahasa arab. Waktu itu beliau hendak
mengajar di MAK (Madrasah Aliyah Keagamaan). Ketika sampai di depan kelas,
seorang guru masih berada di dalam kelas. Guru tersebut tidak tahu kalau jam
pelajaran di kelas tersebut telah usai. Beliau baru menyadari jamnya telah habis
ketika melihat syekh Khusain. Beliau segera menyudahi kelasnya karena tidak
enak dengan syeikh Khusian yang sudah menunggu di luar kelas. Ketika guru
tersebut keluar, beliau syekh khusain, hendak berbicara dengannya namun ia
menghindar karena takut dan tak bisa berbicara bahasa arab. Kemudian syaikh
Khusain masuk kelas dan di papan tulis ditemukan coretan-coretan pelajaran
nahwu yang cukup mendalam pembahasannya. Dan syaikh mengatakan pada semua yang
menyimak beliau bahwa apa yang ada di papan tulis semuanya benar. Guru tersebut
mengajar kaidah-kaidah bahasa arab dengan sempurna namun dirinya tak mampu
bicara bahasa arab. "Sampai sekarang saya tak tahu jawabannya kenapa",
ungkap beliau sambil keheranan.
Beliau menambahkan kekagumannya
pada anak mualimat. Mereka menghafal 100 bait alfiyah ibnu malik yang di akhir
sanah ada perayaan khatamannya. Di perayaan ini semua penonton diberi
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan supaya dijawab oleh peserta khataman.
Pembawa acara memberi kesempatan pada beliau untuk bertanya. Dan beliaupun
bertanya kepada para khatimat. Beliau memberikan sebuah kalimat dalam bahasa arab
dan meminta untuk dii’rab kalimat yang beliau
berikan tadi. Hanya beberapa detik setelah beliau selesai bertanya
seorang dari penghafal alfiyah itu mengacungkan jarinya dan menjawab pertanyaan
beliau dengan sempurna. Beliau kagum dan takjub dengan pemandangan ini,
orang-orang ajam bukan arab namun menguasai kaidah bahasa arab dengan begitu
bagus.
Beliau mengajak anak didiknya
agar bisa seperti orang indonesia yang meskipun mereka bukan orang arab namun
kaidah bahasa arab mereka bagus dan benar.
Terakhir, ketika kami berpamitan
untuk kembali ke Kairo sebenarnya beliau menginginkan kami untuk menginap
semalam atau dua malam lagi. Beliau merasa senang dikunjungi oleh anak didiknya
dari indonesia. kami meminta nasehat beliau sebelum meninggalkan mansurah. Beliau
memberikan kami dua nasihat. Nasihat pertama, agar kami menambah ketakwaan kami
kepada Allah SWT dimanapun kami berada, apalagi dengan status kami sebagai
hamba-Nya yang sedang menuntut ilmu. Nasihat kedua, agar kami selalu
berhati-hati dan jangan ikut campur urusan politik mesir, apalagi ikut-ikutan
kelompok yang sekarang sedang ramai diperbincangkan di Mesir. Banyak orang yang
secara dhohir di depan kita merupakan termasuk orang yang baik, akan tetapi
ternyata mereka mempunyai tujuan dan maksud tertentu. Dan jangan sekali-kali
kalian berdakwah di bawah naungan suatu golongan dengan mengatasnamakan agama. Berdakwahlah
dengan ikhlas tanpa harus berkaitan dengan sebuah golongan.
Kami bertolak dari mansurah
selepas ashar dan sampai di kairo jam sembilan malam. Selama perjalanan, kami
lebih banyak menghabiskan waktu dengan tidur dan bercanda di dalam kendaraan yang kami tumpangi. Semoga
Allah selalu menjaga beliau beserta keluarga beliau dan memberikan keberkahan
dalam kehidupan beliau, amin.
Sign up here with your email
5 komentar
Write komentar2 nasehat yang luar biasa....!!!
ReplySubhanallah
Replysaya bangga jadi anak santri sekarang
semoga allah selalu menjaga iman kita Amiiiin
seneng liat kekompakan al hikmah mesir dan kegiatan forum tetep lancar.

Replysukses selalu buat semua yang disana.
salam hangat dari Indonesia,
amiiiin....
Replyamiiiin...
Replyterima kasih salam hangatnya mba damae, cukup bisa menghangatkan temen2 disini yg lg pada kedinginan... hehe
ConversionConversion EmoticonEmoticon